Tuesday, January 6, 2009

catatan 2007 - 2008 yang tertinggal, lembar 2 :

Ya Alloh...udah lama pisan ini tulisan, 27 Februari 2008...bahasa gw...apun da ah!!!!formal gak ketulungan....hehey...:::::

Siang itu saya dan dua orang teman pergi ke salah satu hypermarket terbesar di Jakarta. Setelah selesai berbelanja, saya, yang awalnya memang hanya ‘mengantar’ saja memisahkan diri dari panjangnya antrian di kasir. Bergegas saja saya mencari tempat duduk yang disediakan diluar arena hypermarket tadi, saya melihat seorang ibu yang duduk (menunggu sepertinya), tidak lama berselang tiba seorang bapak (kita panggil dia Bpk. Badur) menghampiri temannya yang tepat duduk dikanan saya (sebut saja Bpk. Airul), usia mereka sekitar 40 tahunan, tapi masih sangat gagah.
Setelah Bpk. Badur duduk, datang seorang SPG (sales promotion girl) menawarkan layanan tv kabel, dengan gaya SPG (yang khas) kebanyakan mulailah perkenalan produk, diskon, promo, dan kehebatan lainnya di sampaikan kepada bapak-bapak tadi. Bpk Airul sangat antusias, karena memang dia belum pasang tv kabel di rumah, lain hal dengan Bpk. Badur, dia cuek saja dan sangat ‘connect’ saat diajak berbicara, oh…rupanya dia sudah pasang produk itu dirumahnya.
Disela” pembicaraanya dengan SPG tadi, saya mendengar (bukan maksud menguping, tapi memang jarak duduk yang dekat, lebih kurang 30cm) Bpk. Badur bertanya kepada temannya itu,

“Kemana si Anto” tanya Bpk. Badur (lagi-lagi nama Anto itu nama samaran)
“Sholat” jawabnya singkat.

Keadaan hening sejenak (bapak berdua tadi) meskipun suara orang lalu lalang sangat ramai, entah apa yang dipikirkan mereka. Telinga kanan sayapun terasa sangat sepi, dalam hati saya berkata

-Ada apa dengan kata sholat tadi?-

Suasana bagian kanan saya pecah lagi saat Bpk. Badur angkat bicara, lebih tepatnya menanggapi jawaban Bpk. Airul

“Sholat??Nanti kalo udah tua aja baru sholat”

Hening lagi…

Bpk. Airul tidak menanggapi jawaban itu, dan mereka asik lagi memperhatikan si SPG tadi memuji dan meninggikan “barang dagangan” bosnya itu.

Dari jawaban singkat itu saya jadi flashback kemasa SMA saya dulu, dimana teman (wanita) satu ekskul pernah berkata:

“Ntar ajalah pake jilbabnya, kalo udah merit”

Seperti pertanyaan diatas setelah saya mendengar kata sholat tadi, muncul pertanyaan;

-Ada apa dengan jilbab setelah menikah?-

Rahasia apa di balik kalimat “sholat kalau sudah tua?”, dan “berjilbab setelah menikah”. Sedahsyat itukah arti kata “tua”, hingga mengesampingkan yang wajib (sholat) atau semudah itukah berkata “berjilbab bila sudah menikah” padahal yang saya tau, bagi wanita muslimah mengenakan jilbab hukumnya wajib??

Mungkin tulisan ini tidak selesai atau bahasa kerennya anti-klimaks, tapi saya tau, teman punya jawaban dan persepsi masing” dalam kasus ini, semoga aja bermanfaat.

-eDi-

No comments:

Post a Comment

tetangga yang mampir...