Dengan lemas aku berkata dalam hati
“Haaaaah…berapa lama aku tidak menyentuh benda itu”
Kenyataan yang aku temukan ditengah kesibukan kantor yang terus tiada henti. Benda berwarna emas berukuran besar dari ukuran biasa. Aku ingat, benda suci itu dibelikan teman karibku setelah aku khatam membaca buku Iqro. Lebih besar dari ukuran biasa karena dia sangat mengerti, sebagai ‘pemula’ aku perlu huruf yang lebih besar sehingga mudah untuk dibaca.
Hari-hari sebelum bekerja, kami mulai dengan selembar ayat suci yang sangat terbata-bata aku baca. Lembar demi lembar terlewati, permulaan yang dulu terbata-bata kini telah berkurang, dibilang lancar juga tidak, yang pasti lebih baik. Volume suara yang pelan dan malu-malu saat itu membacanya. Tapi kini hasratku telah tercapai, aku telah mampu membaca Al-Qur’an sendiri, tanpa perlu di bimbing lagi. Namun jalan mencari hidayah dan pahala dari-Nya tidak lah selalu mulus. Aku mulai melupakan kitab suci itu, aku meletakkannya tepat di kanan pojok meja tempatku bekerja, ditutupi dengan beberapa file-file kerjaan yang satu persatu mulai menutupi keberadaannya. Pagi yang indah dan khuyuk yang dulu aku kerjakan bersama teman, membaca kalam-Nya, kini berganti pagi kelam dan bising.
Sesampai di kantor, aku putar mp3 terbaru yang kemarin sore aku download. Irama suci dan menghanyutkan hati kala aku mengeja Al-Qur’an, berganti irama pop, rock, mellow dan lainnya dengan lagu-lagu milik band atau penyanyi solo Indonesia terbaru. Tanpa perlu mengeja, seperti kali pertama aku membaca buku Iqro, lagu yang baru aku download hanya dalam sekali dengar telah ‘menyatu’. Lekuk, tingi rendah dan intonasi nada telah aku ‘pegang’ dengan baik sekali. Sering kali musik bermain, keadaan sunyi kantor dipagi hari pecah seiringan dengan suaraku yang bergema. Dan tidak jarang, dengan baik aku praktekan ‘ilmu’ tadi di salah satu tempat karaoke terkemuka dibilangan kantor.
Semua itu juga dilatarbelakangi dengan masalah pribadiku yang tidak kunjung menemukan titik terang, aku semakin menjauh dari-Nya. Aku sangat sadar, aku memahami dengan benar lirik lagu ini..
“Aku jauh Engkau jauh, aku dekat Engkau dekat…”
Tapi tidak ada yang bisa membantuku, aku asyik masyuk berkubang dalam lubang masalah keseorangan. Bantu aku Ya Alloh!!!
Keadaan duniawiku lebih berat ketimbang rohaniah. Kini aku hilang arah, aku bagai nelayan yang hampir tertelan ombak modernisasi. Telah berulang kali aku katakan, aku bukan orang yang religius, tapi aku sedang membangun iman. Iman yang selama 22 tahun aku tinggalkan mentah-mentah. Aku tidak mau mengulang masa kelam 22 tahun itu. Aku ingin dunia dan akhirat yang seimbang. Aku ingin beragama dengan damai. Aku ingin membaca Al-Qu’an lebih sering lagi, ya…yang dapat membantu diriku adalah kemauan dan motivasi dari diriku sendiri.
Bismillah……